CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Details

Kamis, 09 Mei 2013

Menikam hatiku setiap detik



“Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya…. Sungguh berat, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”

— Tere liye,

Wahay hati Allah hurabbi aku ingin menangis,,
rasanya ini sangat berat,, rasanya aku lelah..
jika harus menangis menapaki tapakan langkah perasaan.
Kau pasti tau Rabbi ini sangat menakutkan bagiku
bolehkah aku meminta??
Ingin sekali rasanya mensucikan perasaan bodoh ini,,

apa aku boleh meminta?
kenapa tak kau hetikan saja dari detik ini.
mau sampe kapan aku menjadi manusia lemah ?
mau sampe kapan aku menjadi orang cengeng,
aku ini lemah Allah,,
Kau pasti mengerti apa lagi soal seonggok luka yang terus melukis dosa bodoh.

aku mengerti sungguh aku ini bukan orang suci
yang selalu bersujud menghadapMu,
bahkan sekarang duduk manis aku pun jarang.
perih Rabbi seperih air pahit yang diberi luka,,
kenapa Kau tak tarik aku lagi untuk kita saling berbincang kata romantis
bernada barisan ayat kesucian

aku bukan pembuat sajak tangguh
yang sanggup melukis becekan lumpur menjadi istana.
Hay Rabbi lihat napasku sudah tersengal lemah
boleh aku meminta?
karakter jumlah huruf kenapa tak laminer saja..
dengan sangat sadar ini episode kehidupan
yang tidak mungkin ada kebetulan
aku muak jika harus mengupgrade semua rasa kedunia semu

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Lumayan dalam penulisannya, tetapi imaginasinya ada yang belum maksud misalnya dalam kata-kata seperih air pahit diberi luka. hehe, aku kurang maksud dalam penggambaran tersebut...

Unknown mengatakan...

hay kak :D makasih udah mampir hihi :(
itu ibarat rapuh ditambah luka lagi hehe

Unknown mengatakan...

Kata kata nya ngena banget kk :)

Posting Komentar